Minggu, 19 Juni 2016

6 Penyebab Konflik Keluarga Yang Perlu Diwaspadai

Penyebab konflik keluarga.

            Hubungan keluarga yang harmonis dapat memberikan rasa yang nyaman untuk setiap anggota keluarga. Komunikasi yang terjalin akan menambah cerita tersendiri untuk setiap keluarga. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada konflik yang muncul di tengah – tengah keharmonisan tadi. Konflik ini dapat bersumber dari internal maupun eksternal.

            Konflik dalam berkeluarga entah dengan saudara perempuan ataupun laki – laki memang wajar. Tapi dapat menimbulkan hubungan keluarga menjadi renggang. Selain itu, konflik yang muncul akibat emosi akan membawa dampak negatif bagi anak-anak dan masa depan keluarga. Sebelum konflik yang timbul semakin parah, ada baiknya mencari solusi sendiri atau meminta orang lain yang dipercaya untuk mengatasi konflik keluarga. Hal ini ditujukan untuk menyelesaikan konflik dan menjaga keluarga tetap harmonis.

Berikut penyebab konflik keluarga:

1.    Keuangan
Konflik utama di dalam sebuah keluarga biasanya karena kondisi keuangan. Keuangan keluarga tidak dapat mencukupi kebutuhan primer maupun sekunder akan menyebabkan konflik. Untuk itu sebisa mungkin untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan cukup. Cari pekerjaan yang sekiranya mampu menutupi kebutuhan keluarga.

2.    Pekerjaan
Apabila di dalam sebuah keluarga seorang ayah menganggur, tentu konflik akan mudah sekali muncul. Karena dirumah terus menerus tanpa menghasilkan uang. Tapi jika seorang ayah sibuk bekerja sampai lupa waktu dengan keluarga juga dapat menimbulkan konflik.


Keluarga yang ditinggal kerja setiap hari akan merasa diabaikan. Anak-anak kurang mendapat kasih sayang. Hal ini akan menyebabkan si anak mudah sekali untuk bergaul bebas karena tidak mendapat perhatian dari ayahnya. Istri juga jarang mendapat belaian apabila suami kerja 24 jam.

Akan tetapi, istri yang baik akan mampu menjelaskan kepada anak-anaknya mengapa ayah bekerja lama, dan ayah yang baik akan selalu berusaha meluangkan waktu untuk keluarganya.

3.    Persaingan antar saudara
Penyebab lain dari konfliknya keluarga adalah persaingan antar saudara kandung yang tak terelakkan. Mereka akan saling mencari cara untuk mendapat perhatian dari orang tua mereka. Terkadang orang tua pun juga malah memihak kepada salah satu anak karena mungkin saudara yang lainnya tidak seperti anak yang mendapat perhatian lebih ini.

Hal ini tentu akan menimbulkan konflik, dimana orang tua pilih kasih terhadap anaknya. Alangkah baiknya orang tua memiliki perhatian yang sama kepada semua anaknya.

4.    Disiplin anak
Masalah disiplin anak juga dapat menimbulkan konflik. Ketika anak sudah terbiasa bangun kesiangan dan susah untuk disiplin, salah satu orangtuanya harus menasihati supaya merubah kebiasaannya itu dan orang tua satunya lagi hadir untuk memberi penjelasan dan hiburan supaya tidak terjadi konflik antara anak yang dinasihati dan orang tua yang menasihati.

5.    Ketidaksetujuan dengan mertua
Terkadang timbul rasa tidak setuju dengan mertua tapi sulit mengatakan karena malu atau merasa tidak enak dengan mertua. Jangan salah, hal ini akan menimbulkan konflik antara menantu dan mertua.

Untuk menghindarinya, anda cukup menghornmati dan terima dengan lapang hati keputusan mertua. Apabila anda tetap tidak setuju, sampaikan ketidaksetujuan tersebut dengan alasan beserta solusinya. Supaya tidak timbul konflik.

6.    Warisan
Ketika orang tua sudah meninggal dan mempunyai cukup banyak harta, pasti pada berebut warisan. Pembagian warisan yang tidak adil akan menimbulkan konflik. Oleh karena itu, usahakan untuk membagi warisan sesuai dengan wasiat orang tua atau sesuai dengan kondisi masing – masing keluarga. Dengan begini, tidak ada yang merasa tidak adil dan hubungan tali silaturahmi keluarga tetap terjalin erat.

Konflik keluarga memang selalu muncul, tapi pasti dibarengi dengan solusinya juga. Karena setiap masalah selalu ada jalan keluar.
Jangan sampai karena hal kecil konflik kelurga menjadi besar.




Bagikan

Jangan lewatkan

6 Penyebab Konflik Keluarga Yang Perlu Diwaspadai
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.


Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>